Sabtu, 29 Juni 2013

Mengomentari sebuah artikel



Tarian Orang Gila Harlem Shake, Haram?


Harlem Shake
Menurut sejarahnya tarian ini aja terinspirasi dari gaya orang mabuk atau orang gila tapi yang mereka kasih label fantastik.
SAAT ini apapun dengan cepat diikuti, mulai dari barang elektronik hingga gaya hidup. Salah satu yang sedang nge tren saat ini adalah goyang harlem shake.
Selebritis terkenal, orang-orang biasa, atlit dan banyak orang dari berbagai golongan dengan bangga memamerkan video harlem shake mereka ke Youtube.
Namun tahukah anda sebenarnya asal-usul Harlem Shake?
Tarian ini biasanya GAJE alias nggak jelas atau suka- suka, dan kebanyakan dari para pelakunya nggak sungkan - sungkan mempertontonkan aurat mereka sambil menikmati dance dan musiknya.
Menurut sejarahnya tarian ini aja terinspirasi dari gaya orang mabuk atau orang gila tapi yang mereka kasih label fantastik.
Banyak yang berpikir kalau tarian ini menyuguhkan hiburan tapi harap dicermati lagi, orang yang kritis pasti adakah sesuatu dibalik pembuatan tarian itu?
Menyamakan diri dengan orang gila, atau yang selevel dengan orang yang tidak waras, alias sakau, plus kehilangan kehormataan dan rasa malu dengan berani semi telajang, kelihatannya jadi tujuan dari semua ini.
Padahal Nabi Muhammad Sallahu 'alaihi wassalam bersabda,"Islam itu tinggi, dan tidak ada yang lebih tinggi darinya"(HR. Muslim).
Dan beliau pun bersabda,  “Sungguh, kamu akan mengikuti (dan meniru) tradisi umat-umat sebelum kamu, bagaikan bulu anak panah yang serupa dengan bulu anak panah lainnya. Sampai kalaupun mereka masuk ke lubang biawak niscaya kamu akan masuk ke dalamnya pula.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasranikah?” Beliau menjawab, “Lalu siapa lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan sabda beliau berabad-abad yang lalu itu, ternyata kejadian dijaman ini. Beliau bukan peramal, melainkan apa yang beliau sabdakan adalah berasal dari Allah subhanahu wata'ala. 
Jadi masihkah anda melakukan Haram Shake yang tidak ada manfaatnya untuk anda?
- See more at:
http://dunia-islam.pelitaonline.com/news/2013/03/26/tarian-orang-gila-harlem-shake-haram#.Uc6QFtheQ2w

my comment :

I think as it does not damage morale, attitude and behavior never hurts, unless it is damaging and harming the people, as long as it's entertaining why not. But if you think there is no point in doing the dance, as adults we have to think positively in response to something, imitate foreign cultures positive from it, such as self-discipline, his tenacious them and their unyielding. Indonesia also has a great dance and culture to serve as an example for the nation's children, such as dance jaipongan a strong culture of his Javanese dance and other dances that berasala of regions in Indonesia. As good citizens we should be proud of our own culture. And Islam is not petty in response to problems with forbid something without rhyme or reason, Islam is very wise in solving the problems. The only scenario pitting the Muslims with others. we should think positively in the act.

Kamis, 23 Mei 2013

TOEFL–grammar structure



Test of English as a Foreign Language disingkat TOEFL adalah ujian kemampuan berbahasa Inggris (logat Amerika) yang diperlukan untuk mendaftar masuk ke kolese (college) atau universitas di Amerika Serikat atau negara-negara lain di dunia. Ujian ini sangat diperlukan bagi pendaftar atau pembicara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. Ujian TOEFL ini diselenggarakan oleh kantor ETS (Educational Testing Service) di Amerika Serikat untuk semua peserta tes di seluruh dunia.
Jenis tes bahasa Inggris TOEFL ini pada umumnya diperlukan untuk persyaratan masuk kuliah pada hampir semua universitas di Amerika Serikat dan Kanada baik untuk program undergraduate (S-1) maupun graduate (S-2 atau S-3). Hasil tes TOEFL ini juga dipakai sebagai bahan pertimbangan mengenai kemampuan bahasa Inggris dari calon mahasiswa yang mendaftar ke universitas di negara lain, termasuk universitas di Eropa dan Australia. Secara umum, tes TOEFL lebih berorientasi kepada American English, dan sedikit berbeda dengan jenis tes IELTS yang berorientasi kepada British English. Tidak seperti tes IELTS, tes TOEFL ini pada umumnya tidak mempunyai bagian individual interview test.
Biasanya tes ini memakan waktu sekitar tiga jam dan diselenggarakan dalam 4 bagian, yaitu bagian:
• listening comprehension,
• grammar structure and written expression,
• reading comprehension, dan bagian
• writing.
Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mempersiapkan Struktur TOEFL.
1. Memahami Struktur Kalimat Dasar.
2. Memahami Konjungsi dan Kata Menghubungkan, Koordinator, dan Subordinators.
3. Memahami Subyek-Verb Agreement dan Voice Pasif.
4. Memahami Mengurangi Klausul Relatif dan Mengurangi Klausul adverbial.
5. Memahami Frase partisip dan Frase Pengantar.
6. Memahami Parellelism dan inversi.
7. Memahami Klausul Noun dan Pertanyaan Embedded.
8. Memahami Laporan sisipan, gerund, dan infinitif.
9. Memahami pasif statif dan preposisi.
Contoh test structure grammer pada TOEFL:
From the marked areas A, B, C and D, identify the one that is wrong, correct it.
1. (A) Their most favorite hotel is the Hotel Regent. (B) It is near the beach and (C) is a very cozy hotel. It is (D) not too expensive, too.
2. I like (A) these kind (B) of hotels too. I don’t (C) go for the big, noisy and (D) expensive sort.
3. The Amelia Hotel (A) is good as the Radan Hotel, (B) in fact. Actually, I (C) would rather go to the Amelia. (D) It’s closer to the town.
4. (A) He prefers the (B) Radan Hotel because (C) he feels the service (D) is more better.
5. The Weather Bureau (A) is announced that the rain (B) will continue for (C) another 36 hours. People (D) are advised to stay indoors.
6. Visibility (A) on the roads (B) are very poor. Thus, drivers are advised (C) to be careful, especially when (D) driving at night.
7. She was (A) kind enough (B) to give me (C) a lot of advices (D) about how to pass the driving test.
8. (A) I told him, “(B) I have not (C) been told (D) these news”
9. (A) The man was hung as punishment (B) for murdering (C) his five children (D) and his wife.
10. (A) I made him (B) to confess that (C) he copied your answer (D) during the test.
Answers 1. A 2. A 3. A 4. D 5. A 6. B 7. C 8. D 9. A 10. B
Error identification – Extra practice exercises. Decide which part of the sentence is grammatically incorrect. Then look at the answers below.
I enjoyed study geography at school and now I’ve enrolled at the Economics Faculty.
I used to be keen of all scientific subjects but now I would prefer to study art.
I want meet your sister when she comes to see you – she sounds very nice.
My friends tell the English exam is quite difficult but I’m not worried.
The tickets, which are extremely good value, can be buy from large supermarkets.
The number of people which asked for the discount was low but grew during the summer period.
He wanted always to be a doctor and after doing medicine he now works in a hospital.
The informations they gave us was not very helpful so I consulted the website instead.
There isn’t many time, do you think we should get a taxi to the exhibition centre?
He graduated in languages in June and is now thinking of do a second degree in psychology.
The policeman showed us an identikit picture of the man who steal the car.
How long does it take to get the station on foot from your house
I was so angry that I took the watch broken to the jewellers to get my money back.
He rang me this morning for tell me that he had passed his driving test.
I won’t be able to go on holiday this year unless I will get a part-time job.
It was so nice day that they decided to have a picnic in the field.
I haven’t never seen anybody who rides a horse so well before.
My boyfriend always takes me to see horror films, but I don’t like very much.
We went to Guatemala last year so we were tired of the usual beach holiday.
I’ve gone to Marbella. I remember it well. A busy town with a nice modern promenade and picturesque ‘piazze’.
ANSWERS WITH EXPLANATIONS
I enjoyed studying (‘enjoy’ + ing)
keen on (keen + on = essere appassionato di)
want to (‘want’+ to + verb)
tell me (‘tell’ + person (me/you/him/her etc); nb. ‘say’non è seguito dalla persona)
can be bought (to be + past participle = passive)
who (relative pronoun ‘who’ = people)
always wanted (frequency adverb goes before the main verb)
the informations (information = uncountable noun)
much time (‘much’ with uncountable nouns, ‘many’ with countable nouns)
doing (‘ing’after a preposition)
stole (past tense of steal = steal stole stolen)
get to (preposition necessary; get to /go to /come to the station, BUT. arrive at/ reach the station)
broken watch (adjective before noun)
to tell me (to+base form = per/a scopo di)
unless I will get (1° conditional = if/unless/when + present)
such a (such a + noun; so + adjective)
I haven’t never (double negative)
l don’t like them (‘like’ + direct object)
as (as = siccome; so = quindi)
I’ve been to Madrid (use ‘been’ not ‘gone’ se sei stato e tornato)
 Setelah mencari referensi, saya akan membahas tentang 5 dari 20 materi yang sering keluar pada structure tes TOEFL.

a. Basic Sentences Stucture
Secara umum, tidak ada perbedaan yang sangat mencolok antara struktur kalimat bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia, dimana suatu kalimat dibangun atas 4 komponen utama, yaitu
——————————————————————————————————
Subject (S) + Verb (V) + Complement (C) + Modifier (M)
——————————————————————————————————
Dalam bahasa Indonesia, komponen ini kita kenal dengan Subjek + Kata Kerja + Objek + Keterangan
contoh:
We studied grammar last week
We + studied + grammar + last week
S + V + C + M
1. SUBJECT
  • is the agent of sentence in the active voice (agen dari suatu kalimat dalam bentuk aktif)
  • is thing/person that performs or responsible for the action of a sentence (benda/orang/pihak yang melakukan kegiatan atau yang bertanggung jawab terhadap suatu aksi dalam suatu kalimat)
  • normally precedes the verb (biasanya mendahului verb, atau setelah subject biasanya terdapat verb *sama aja kalee…
contoh:
  • I explain how to study English
  • She listens to my explanation
  • They didn’t understand that language
Subjek dapat diketahui dari pertanyaan who (siapa) atau what (apa) yang melakukan perbuatan pada suatu kalimat.
2. VERB
Verb is the action of a sentence (aksi atau perbuatan pada suatu kalimat)
Verb phrase: gabungan antara auxilaries dengan main verb (kata kerja utama)
contoh:
  • am learning English (am = auxilary, learning = main verb)
  • My brother is very clever
  • She has gone home (has = auxilary, gone = main verb)
  • have been waiting here (have been = auxilary, waiting = main verb)
Setiap kalimat harus mempunyai Verb
3. COMPLEMENT
  • Biasanya berupa noun (kata benda) atau noun phrase (frasa kata benda)
  • biasanya terdapat setelah verb pada kalimat aktif
  • complement menjawab pertanyaan what (apa) atau siapa (whom)
contoh:
  • Sarijon bought a cake yesterday
    • What did Sarijon buy yesterday?  –> a cake.
  • He saw Tony at the movie
    • Whom did he see at the movie? –> Tony
  • I explain pharmacology to my students
    • What do I explain to my students? –> pharmacology
Catatan: Setiap kalimat tidak harus mempunyai complement.
4. MODIFIER
  • Modifier menjelaskan time (waktu), place (tempat), atau manner (cara) dari sebuah aksi atau perbuatan
  • Bentuk yang paling umum dari modifier adalah prepositional phrase (kelompok kata yang dimulai dengan sebuah preposition dan diakhiri dengan sebuah noun
    • Preposition = on, out, under, behind, etc…
  • Modifier menjawab pertanyaan when (kapan), where (dimana), atau how (bagaimana)
contoh:
  • John bought a book at a book fair
    • Where did John buy a book? –> at a book fair
  • She is driving very fast
    • How is she driving? –> very fast
  • I posted my application yesterday
    • When do I post my application? –> yesterday
b. Parallel Structure
Parallelism artinya kata-kata yang digunakan dalam rangkaian atau kelompok yang harus mempunyai bentuk yang sama secara grammar. Ketika kita menggunakan kata-kata atau frase yang dihubungkan dengan kata penghubung dalam sebuah rangkaian, maka bentuknya harus sama secara grammar. Perhatikan contoh berikut ini:
* Terry likes swimming and to dive. (Salah – tidak parallel)
* Terry likes swimming and diving. (Benar – parallel)
* Terry likes to swim and (to) dive. (Benar – parallel)
* I’m taking history, math, and chemical. (Salah – Chemical bukan kata benda)
* I’m taking history, math, and chemistry
Kadang-kadang kata-kata yang berulang-ulang seperti auxiliary verbs, dapat dihilangkan pada rangkaian selanjutnya.
* I have been to Paris and saw the Eiffel Tower. (Salah – saw seharusnya seen)
* I have been to Paris and have seen the Eiffel Tower. (Benar)
* I have been to Paris and seen the Eiffel Tower. (Benar dan lebih baik daripada contoh ke 2)
* Is she coming to the party or go to a movie? (salah)
* Is she coming to the party or going to a movie? (Benar)
c. Comparative Adjectives
Saat membicarakan dua benda, kita dapat membandingkan dan melihat persamaan juga perbedaan antara dua benda tersebut. Mungkin saja benda itu mempunyai kesamaan di satu sisi dan perbedaan pada sisi lainnya. Untuk membandingkan perbedaan kedua benda tersebut kita menggunakan comparative adjectives. Perbandingan menggunakan comparative adjectives ini hanya untuk membandingkan antara dua benda saja.
Ada dua cara untuk membuat comparative adjectives:
1. Menambah akhiran -er (short adjectives)
2. Menambah awalan more (long adjectives)
Aturan penambahan akhiran untuk short adjectives:
- Umumnya adjektiva hanya ditambahkan –er, misalnya: older, smaller, richer, etc.
- Jika berakhiran –e, tambahkan saja r, misalnya: later, nicer, etc.
- Jika berakhiran konsonan-vokal-konsonan, maka ditambah konsonan yang terakhir, baru kemudian ditambah –er, misalnya: bigger, hotter, etc.
- Jika berakhiran –y, maka y diubah menjadi i kemudian ditambah er, misalnya: happier, earlier, busier, heavier, etc.
Untuk long adjectives, aturannya hanya menambahkan kata more saja pada adjektiva, misalnya: expensive menjadi more expensive, beautiful menjadi more beautiful, dsb.
Beberapa adjektiva mempunyai bentuk irregular, misalnya good – better, well (healthy) – better, bad – worse, far – farther/further, etc.
Adjektiva dengan dua suku kata yang bisa menggunakan –er atau more: quiet – quieter/more quiet, clever – cleverer/more clever, narrow – narrower/more narrow, simple – simpler/more simple.
Comparative adjectives tidak hanya digunakan untuk membandingkan dua benda yang berbeda saja, tetapi dapat juga digunakan untuk membandingkan benda yang sama yang menunjuk pada dirinya sendiri, dan benda yang dimaksud tidak perlu disebutkan lagi, seperti salah satu contoh kalimat di atas: I want to have a more powerful computer.
Kata sifat dengan 1 suku kata

Untuk membuat bentuk komparatif dari sebuah kata sifat yang memiliki satu suku kata, kita menambahkan -er di belakang kata, contoh:
  • slow – slower
  • fast – faster
  • tall – taller
  • short – shorter
Untuk membuat perbandingan dari sebuah kata sifat yang memiliki satu suku kata dan berakhiran dengan huruf -e, kita cukup menambahkan -r. Contoh:
  • nice – nicer
  • large – larger
Jika kata sifat dengan satu suku kata yang berakhiran dengan huruf vokal dan konsonan, maka kita menggandakan huruf konsonan. Contoh:
  • - big – bigger
  • hot – hotter
  • thin – thinner
Kata sifat dengan 2 suku kata
Jika kata sifat memiliki dua atau lebih suku kata, kita menambahkan more sebelum kata sifat. Contoh:
  • This book is more expensive than that book.
  • This picture is more beautiful.
Akan tetapi, ada banyak pengecualian terhadap aturan satu/dua suku -kata ini.
Beberapa kata dengan 2 suku-kata memiliki sifat yang mirip dengan kata yang memiliki 1 suku-kata. Contoh:
  • This is easier – Benar
  • This is more easy - Tidak benar
  • This is simpler – Benar
  • This is more simple - Tidak benar
Dan beberapa kata sifat bisa menggunakan kedua bentuk komparatif. Contoh:
- clever – cleverer – more clever: These are all correct
- quiet – quieter – more quiet: These are all correct.
Pengecualian-pengecualian yang ada bisa dipelajari melalui kaidah-kaidah, cara terbaik untuk mempelajarinya adalah dengan mempelajarinya satu demi satu.
d. Conditional Clauses
Conditional (Kalimat Pengandaian) menjelaskan bahwa sebuah kegiatan bertentangan dengan kegiatan yang lain. Conditional yang paling umum adalah Real Conditonal dan Unreal Conditonal, kadang-kadang disebut juga if-clauses. Real Conditional (sering juga disebut juga dengan Conditional Tipe I) yang menggambarkan tentang mengandai-andai sesuai dengan fakta.
Unreal Conditional (sering juga disebut sebagai Conditional Tipe II) yang menggambarkan tentang pengandaian yang tidak nyata atau berimajinasi. Ada juga Conditional yang ke-3 yang sering disebut dengan Conditional Tipe III, digunakan sebagai penyesalan yang terjadi di masa lampau dan zero conditional, digunakan untuk mengekspresikan sesuatu yang sudah pasti benar.
Catatan: Jika klausa “if” diletakkan di awal kalimat, kita harus menggunakan “koma”. Sebaliknya jika klausa “if” berada di belakang, maka tidak perlu ada koma
Conditional atau pengandaian memiliki 3 bentuk :
1. Future Conditional (Conditional Type 1)
Pengandaian ini menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi pada waktu mendatang ataupun sekarang, jika syarat / kondisi tertentu terpenuhi.
Rumus Conditional Type 1:
If + Subject + present simple + subject + modals (will, can, may, must ) V1 (simple form)
contoh : If have money I will buy a new car
If + Subject+ Simple present … + subject + simple-present
contoh : If he has enough time, John usually walks to school.
If + Subject + simple present …+ command form
contoh : If you go to the post office, please mail this letter for me !
2. Unreal Present (Conditional Type 2)
Pengandaian ini menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ada atau terjadi sekarang.
If + subject + simple past + subject + modals (would, could, might) V1 (Simple Form)
contoh : If I had time, I would go to the beach with you this weekend
( Saya tidak punya waktu sehingga saya tidak bisa pergi )
He would tell you about it if he were here
( dia akan mengatakan jika dia berada disini, artinya karena dia tidak ada disini, dia tidak mengatakannya/ because he is not here he doesn’t tell you about it.)
* untuk if-clause dalam bentuk ini hanya to be “were” yang dipergunakan untuk semua subject.
if pada conditional type 2 ini dapat dihilangkan yaitu dengan penggunaan pola inversi :
Were + subject + Adj/Noun + subject + modal (would, could, might) + V1
contoh : Were I John I would not forgive you.
(kalau saja saya itu si john saya tak akan memaafkan kamu; kenyataannya saya
bukan john jadi saya memaafkan kamu / I’m not John so I forgive you).
He could hug me, if he were here. (Dia boleh memeluk saya, jika dia di sini). Faktanya: he can’t hug me, because, he is not here.
3. Unreal Past (Conditional Type 3)
Pengandaian ini menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah terjadi (lampau).
Rumus Conditional Type 3:
If + Subject + Past Perfect … subject + modals ( would, could, might) + have V3
contoh :
1. If we had known that you were there, we would have written you letter.
(kalau saja kami tahu kamu berada disana, kami sudah mengirim surat padamu;
yang bermakna bahwa kami tidak mengirim surat karena kami tidak tahu kamu berada di sana / I did not know that you were there so I didn’t write you a letter.
2. He would tell you about it if he were here.
3. If he didn’t speak so quickly, you could understand him.
Bentuk inversi (tanpa “IF”) untuk pola ini :
Had + subject + V3…subject + modals (would, could, might) + have V3
kalimat diatas bila ditulis inversinya menjadi :
Had we known that you were there, we would have written you a letter.
tanpa mengubah makna maupun arti.
e. Noun Clauses
Noun clause adalah clause (i.e. subject dan verb) yang difungsikan sebagai noun. Noun clause dalam kalimat pada umumnya digunakan sebagai subject dan object kalimat.
Noun clause dapat diawali oleh:
  • Question word atau relative pronoun baik berupa single question word maupun phrase:
    • Single question word (i.e. when, how, what, ect.).
    • Question word + determiner/ noun/ adjective / adverb.
    • Question word + infinitive.
  • Conjunction (i.e. whether dan if).
  • That atau the fact that.
Sehingga pola dari noun clause adalah:
Question word/conjunction/that + subject + verb + …
A. Noun Clauses diawali dengan Question words
Dalam How to Address Questions sudah dibahas tentang penggunaan kata tanya baik dalam membuat information questions maupun dalam membuat embedded questions.  Embedded questions tersebut adalah noun clause. Dalam section ini diberikan contoh tambahan untuk merefresh memori anda.
1. Single question words.
Contoh:
  1. Where she is now is still unknown.
  2. When they arrive is still uncertain.
  3. I know what you did last summer and I still know what you did last summer are two Hollywood movies starred by Jennifer Love Hewitt. Perhatikan: dalam kalimat ini, noun clause what you did last summer menjadi object dari I know dan I still know, dan setelah digabung dengan: are two Hollywood movies starred by Jennifer Love Hewitt, menjadi subject majemuk dari kalimat.
Noun clause dapat ditempatkan diawal kalimat (sebagai subject) atau sebagai object. Jika anda ingin merubah posisi noun clause dari subject kalimat menjadi object kalimat, biasanya dibutuhkan pronoun it atau sedikit modifikasi kata. Contoh di atas menjadi:
  1. It is still unknown where she is now.
  2. Do you know when they arrive?
  3. Two Hollywood movies starred by Jennifer Love Hewitt are I know what you did last summer and I still know what you did last summer. Karena merupakan judul movies, noun clause what you did last summer tidak perlu diputar posisinya.
Note:
a) Clause yang diawali oleh question words tertentu (i.e. when, whenever, where) juga dapat berfungsi sebagai adverbial clause.
Contoh:
  1. I was reading a book when the phone rang.
  2. I went to where I and my ex girlfriend had been last weekend.
  3. I suddenly get nausea whenever I see his face. (nausea = mual/mau muntah).
b). Clause yang diawali oleh question words tertentu (i.e. who, whom, whose + noun) juga dapat berfungsi sebagai adjective clause. Dalam hal ini, kata tanya tersebut sebenarnya adalah relative pronoun. Well, jangan terlalu dipusingkan dengan istilah. Yang penting anda mengerti pola/struktur kalimatnya. Tapi, jika anda penasaran, silakan baca topic adjective clauses.
Contoh:
  1. I think you whom Mr. Dodi was looking for. (Saya kira kamu (orang) yang pak Dodi sedang cari-cari tadi).
  2. Mr. Dodi, who is a teacher, was looking for you at school.
  3. Rommy, whose book was stolen last week, just bought another new book yesterday.
Lantas, bagaimana cara membedakan apakah itu noun clause, adverbial clause, atau adjective clause? Jawabannya sederhana. Noun clause dapat digantikan dengan pronoun it, sedangkan adverbial clause dan adjective clause tidak. Noun clause menjawab pertanyaan what dan who/whom; Adverbial clause menjawab pertanyaan when, where, how (termasuk how much, how often, ect), dan why. Adjective clause (i.e. kata sifat yang berbentuk clause) menerangkan noun, dan relative pronounnya (i.e. who, that, ect.) dalam bahasa Indonesia berarti “yang“.
2. Question words + ever/soever
Kecuali how, diakhir question words dapat ditambahkan ever atau soever menjadi whenever = whensoever, whatever= whatsoever, dan seterusnya. Arti ever atau soever di sini sama, yaitu saja/pun, tinggal dikombinasikan dengan kata tanya di depannya. Sedangkan, how+ever menjadi however (i.e. adverb atau juga disebut kata transisi yang berarti namun/walapun demikian) tidak termasuk dalam katagori ini.
Contoh:
  1. We will accept whatever you want us to do. (Kami akan menerima/melakukan apa saja yang kamu ingin kami lakukan).
  2. Whoever can melt her feeling is a very lucky guy. (melt = meluluhkan). Be careful: guy (dibaca gae)= laki-laki, sedangkan gay (dibaca gei) = fag = homo.
  3. She has agreed to wherever the man would bring her. (Dia telah setuju kemanapun pria itu membawanya pergi). Note: in speaking (informal), preposition (dalam hal ini to, etc.) biasanya diletakkan di ujung kalimat. She has agreed wherever the man would bring her to.
3. Question words + nouns
Question words + nouns yang sering digunakan antara lain: what time (jam berapa), what day (hari apa), what time (jam berapa), what kind (jenis apa), what type (tipe apa), whose + nouns (i.e. whose car, whose book, ect.), dan seterusnya.
Contoh:
  1. I can’t remember what day we will take the exam.
  2. As long as I am faithful, she doesn’t care what type of family I come from. (faithful = setia).
  3. Do you know what time it is?
  4. I don’t know whose car is parked in front of my house.
4. Question words + adjectives
Question words + adjectives yang sering digunakan antara lain: how long (berapa panjang/lama), how far (berapa jauh), how old (berapa tua/umur), ect.
Contoh:
  1. Man! She still looks young. Do you know how old she actually is?
  2. I am lost. Could you tell me how far it is from here to the post office?
  3. What a jerk. He didn’t even ask how long I had been waiting for him.
5. Question words + determiners.
Question words + determiners yang sering digunakan adalah: how many (berapa banyak) dan  how much (berapa banyak). Remember: how many diikuti oleh plural nouns, sedangkan how much diikuti oleh uncountable nouns.
Contoh:
  1. Is there any correlation between how good he or she is in English and how many books he or she has?
  2. How much your English skill will improve is determined by how hard you practice.
6. Question words + adverbs.
Question words + adverbs yang sering digunakan adalah: how often (berapa sering), how many times (berapa kali) ect.
Contoh:
  1. No matter how often I practice, my English still sucks. (Tidak memandang berapa kali saya latihan, bahasa Inggris saya masih jelek). Suck (informal verb) = jelek/tidak baik; arti suck yang lain: mengisap.
  2. I don’t want my parents to know how many times I have left school early. (leave school early = bolos).
7. Question words + infinitives.
Jika question words langsung diikuti oleh infinitives, invinitives tersebut mengandung makna shouldatau can/could. Perhatikan bahwa subject setelah question words dihilangkan.
Contoh:
  1. She didn’t know what to do = She didn’t know what she should do. (Dia tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan).
  2. Please tell me how to get the train station from here = Please tell me how I can get the train station from here.
  3. We haven’t decided when to go to the beach = We haven’t decided when we should go to the beach.
  4. Marry told us where to find her = Marry told us where we could find her.
B. Noun clauses diawali dengan whether/if

Whether bisa diikuti oleh OR/NOT bisa juga tidak; makna kalimat biasanya sama walaupun OR/NOT tidak disebutkan (ini tergantung konteks kalimat).
Contoh:
  1. I am not sure whether she is coming or not = I am not sure whether or not she is coming = I am not sure whether she is coming. (Saya tidak yakin apakah dia akan datang atau tidak).
  2. We can’t decide whether we should go out or stay home. = We can’t decide whether to go or (to) stay home. Perhatikan, infinitives juga dapat digunakan setelah whether.
  3. I am not sure whether I should take economics or law after I graduate from high school. (Saya tidak yakin apakah saya harus ngambil Ekonomi atau Hukum setelah lulus SMA nanti).
  4. If you take economics, I will take economics. On the other hand, if you take law, I will take law too.
C. Noun clauses diawali dengan that/the fact that

Di sini that berarti bahwa, sedangkan the fact that berarti fakta bahwa. Sedangkan, that dalam adjective clauses berarti yang.
Contoh:
  1. That she has had a PhD degree at the age of 20 surprises a lot of people = It surprises a lot of people that she has had a PhD degree at the age of 20.
  2. It is the fact that the world is round = the fact that the world is round is well known.
  3. It was obvious that she was very sick = The fact that she was very sick was obvious.
  4. It seems that it is going to rain soon.
Contoh Soal :
1. The teacher heard who answered the question. (C)
Analisa:
  •  Kalimat pertama “The teacher heard” benar karena The teacher subject and heard verbnya. Kalimat kedua “Who answered the phoned” juga benar karena who berfungsi sebagai subject and answered sebagai verbnya. Pada saat yang bersamaan Who juga berfungsi sebagai connetor.
  • Jadi kalimat di atas sudah benar.
2. I do not understand it went wrong. (I)
Analysis:
  • Kalimat pertama “I do not understand” sudah benar karena I subject dan do not understand verb. Kalimat kedua “it went wrong” salah karena tidak ada connector sekaligus subject.
  • Kalimat yang benar seharusnya: I do not understand what went wrong.What berfungsi sebagai subject dan juga connector, sementara went nya sebagai verb,
3. Of the three movies, I can’t decide which is the best. (C)
Analisa:
  • Di kalimat pertama, I sebagai Subject dan can’t decide sebagai verb. Di kalimat kedua, which sebagai connector sekaligus subject dan is sebagai verb,
4. She did not remember who in her class. (I)
Analisa
  • Di kalimat pertama, She sebagai subject dan did not remember sebagai verb. Dikalimat kedua, who sebagai connector dan juga subject tapi tidak ada verbnya,
  • Kalimat ayng benar seharusnya ……………..who was in her class.
5. No one is sure what did it happen in front of the building. (I)
Analisa:
  • Kalimat pertama sudah benar karena No one adalah subject dan is adalah verb, tapi kalimat kedua salah karena ada did dan it. Did dan it seharusnay di hapus dan verb “happen” menjadi bentuk lampau “happened”.
  • Jadi kalimat yang benar seharusnya: …….what happened  in front of the building.


source: