Sabtu, 24 Maret 2012

penalaran deduktif, induktif, proposisi, evidensi, konklusi


1. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif bertolak dari sebuah kontusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diproleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik simpulan itu disebut premis.

Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
Misalnya :
1.     Semua S adalah P (premis)
        Sebagian P adalah S (simpulan)
contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
         Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2.    Tidak satu pun S adalah P. (premis)
       Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
contoh : Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.(Premis)
       Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3.   Semua S adalah P.(premis)
      Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Semua rudal adalah senjata berbahaya.(premis)
       Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.(simpulan)
4.   Tidak satu pun S adalah P.(premis)
      Semua S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Tidak seekor pun harimau adalah simga.(premis)
      Semua harimau adalah bukan singa.(simpulan)
5.   Semua S adalah P.(premis)
            Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
            Tidak satu pun tak-P adalah S.(simpulan)
contoh: Semua gajah adalah berbelalai.(premis)
             Tidak satu pun gajah adalah takberbelalai.(simpulan)
                        Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah.(simpulan)

2. Penalaran induktif

Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan - pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan yang umum. Dengan kata lain kesimpulan, yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataaan (premis)
Ada berapa bentuk penalaran induktif ?

 1. Generalisasi


  Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.

    Jadi dari beberapa gejala dan data yang kita ragukan, dapat kita simpulkan kebenaranya setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti :
contoh : Jika dipanaskan, Besi memuai.
             Jika dipanaskan, Tembaga memuai.
             Jika dipanaskan, Emas memuai.
             Jadi jika dipanaskan, logam memuai.
  
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam simpulan generalisasi sebagai berikut :
1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan makin jelas simpulan yang diperoleh.
2. Data itu harus meawkili keseluruhan. 
3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.




Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi yang dimana seluruh fenomena atau kejadian yang bisa menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus Penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi yang dimana kesimpulannya dapat di ambil dari sebagian fenomena yang di selidiki dan di terapkan juga untuk semua fenomena yang belum di selidiki.
Contoh : Hampir Semua wanita dewasa di Jakarta menyukai coklat

2. Analogi

     Analogi adalah cara penarikan pernalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
contoh : Nina adalanh lulusan Universitas Gunadarma
             Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
             Ali adalah lulusan akademi A
             Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
     Tujuan Penalaran secara analogi sebagai berikut :
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Dandy adalah lulusan akademi militer
Dandy dapat membuat website dengan baik.


3. Hubungan kausal

  Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
    Ada tiga jenis hunbungan kausal ;
    Sebab-Akibat:  terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata, misalnya kalau kita melihat sebiji buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu tertimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari oleh anak- anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu penyebabnya.
Contohnya:
 Karena PLN mengalami gangguan, menyebabkan mati lampu di perumahan Cibubur.
Sebab                                                              akibat
 Akibat-Sebab:
Akibat sebab ini dapat dilihat pada peristiwa seseorang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaranj enis akibat-sebab ini peristiwa sebab merupakan kesimpulan.
Contoh:
Gigs mendapatkan kartu merah, karena melakukan pelanggaran
Andi mendapatkan surat tilang, karena mengebut di jalan
    Akibat- akibat:
Akibat- akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “ akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh:
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah dihalamannya becek. Ibu langsung menyipulkan bahwa kain jemuran di belalkang rumahnya pasti basah.

PROPOSISI
Bentuk pemikiran kedua yang merupakan pengembangan dari konsep atau pengertian adalah proposisi. Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term – term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Rangkaian pengertian itulah yang disebut dengan proposisi
Jenis – Jenis Proposisi
· Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
• Semua dokter harus menyembuhkan pasien.
• Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b) Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
• Semua dokter harus menyembuhkan pasiennya dan bersikap ramah.
• Kakak bernyanyi dan menari.
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua meja di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.
b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
• jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
• irfan bahdim pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
• Semua dokter adalah orang pintar.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
• Semua harimau bukanlah singa.
• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kera.
• Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
• Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
B. EVIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris.
C. KONKLUSI
Penarikan konklusi atau inferensi ialah proses mendapatkan suatu proposisi yang ditarik dari satu atau lebih proposisi, sedangkan proposisi yang diperoleh harus dibenarkan oleh proposisi (proposisi) tempat menariknya. Proposisi yang diperoleh itu disebut konklusi. Penarikan suatu konklusi dilakukan atas lebih dari satu proposisi dan jika dinyatakan dalam bahasa disebut argumen. Proposisi yang digunakan untuk menarik proposisi baru disebut premis sedangkan proposisi yang ditarik dari premis disebut konklusi atau inferensi.
Penarikan suatu konklusi deduktif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penarikan konklusi secara langsung dilakukan jika premisnya hanya satu buah. Konklusi langsung ini sifatnya menerangkan arti proposisi itu. Karena sifatnya deduktif, konklusi yang dihasilkannya tidak dapat lebih umum sifatnya dari premisnya. Penarikan konklusi secara tidak langsung terjadi jika proposisi atau premisnya lebih dari satu. Jika konklusi itu ditarik dari dua proposisi yang diletakan sekaligus, maka bentuknya disebut silogisme,
Macam – macam Penarikan Konklusi secara Langsung
Mehra dan Burhan memaparkan cara penarikan konklusi secara langsung dapat dibedakan atas:
1) Conversi
Conversi merupakan sejenis penarikan konklusi secara langsung yang terjadi transposisi antara S dengan P proposisi tersebut. Proposisi yang diberikan disebut convertend dan konklusi yang diambil dari proposisi yang diberikan disebut converse.
Konklusi yang dipeoleh dengan cara conversi yang harus mengikuti prinsip-prinsip:
(1) S converted menjadi P converse;
(2) P converted menjadi S converse;
(3) Kualitas converse sama dengan kualitas converted; dan
(4) Term yang tak tersebar dalam converted, tidak dapat pula tersebar dalam converse.
2) Obversi
Obversi merupakan sejenis penarikan konklusi secara langsung yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas sedangkan artinya tetap sama. Dengan perkataan lain, obversi memberikan persamaan dalam bentuk negatif bagi proposisi afirmatif atau persamaan dalam bentuk afirmatif bagi proposisi negatif.
Prinsip-prinsip obversi:
(1) S obverted sama dengan S obverse.
(2) P obverse adalah kontradiktori P obvertend.
(3) Kualitas obverse kebalikan dari kualitas obvertend
(4) Kuantitas obverse sama dengan kuantitas obvertend.
3) Kontraposisi
Kontraposisi merupakan sejenis konklusi secara langsung dengan cara menarik konklusi dari satu proposisi dengan S kontradiktoris dari P yang diberikan. Konklusi dalam kontraposisi disebut kontrapositif, sedangkan untuk proposisi yang diberikan tidak ada istilah yang digunakan.
Prinsip-prinsip yang berlaku untuk menarik konklusi dengan kontraposisi.
(1) S konklusi adalah kontradiktori P yang diberikan
(2) P konklusi adalah S proposisi yang diberikan
(3) Kualitasnya berubah
(4) Tidak ada term yang tersebar dalam konklusi jika tersebar juga dalam premis.
Jika penyebaran yang salah tidak terjadi, maka kuantitas konklusi sama dengan kuantitas premis, sedangkan jika ada kemungkinan untuk penyebaran yang sama, amaka konklusi menjadi khusus meskipun premis universal.
Kontraposisi merupakan bentuk majemuk dari penarikan konklusi secara langsung yang mencakup obversi dan konversi. Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa prinsip kontraposisi yaitu mula-mula diobservasikan kemudian diconversikan.
4) Inversi
Inversi merupakan sejenis penarikan konklusi secara langsung dengan S pada konklusi kontraktori dari S proposisi yang diberikan. Proposisi yang diberikan itu disebut invertend sedangkan konklusinya disebut inverse.
Terdapat dua jenis inversi yaitu inversi penuh dan inversi sebagian. Inversi penuh adalah inversi Pinversenya merupakan kontraktori dari P proposisi invertend. Inversi sebagian adalah inversi yang P inversenya sama dengan P invertendnya.
Prinsip-prinsip yang ada dalam inversi sebagai berikut.
(1) S inverse adalah kontraktori S invertendnya.
(2) Dalam inversi sebagian P inverse sama dengan P invertendnya, sedangkan dalam inversi penuh P inverse adalah kontraktori dari P invertend.
(3) Kualitas invertend universal dan kuantitas inverse khusus. Jadi, hanya proposisi-proposisi universal yang dapat diinversikan.
(4) Dalam inversi penuh kualitas inverse sama dengan kualitas invertend, sedangkan dalam inversi sebagian kualitas inverse berbeda dari kualitas invertend
Inversi merupakan bentuk majemuk penarikan konklusi secara langsung yang mencakup obversi dan conversi, namun, inversi berbeda dengan kontraposisi, dalam inversi tidak ada urutan tertentu tenatng penggunaan obverse dan inversi. Tujuan utama inversi untuk mendapatkan konklusi yang merupakan kontraktori dari S proposisi yang diberikan. Dengan demikian, kita akan dapat menarik konklusi dengan conversi dan observasi secara terus-menerus sampai akhirnya menemukan konklusi yang dikehendaki. Namun, apabila penarikan itu dimulai dengan observasi ternyata tidak dapat diteruskan, maka kita harus menghentikannya dan mulai lagi dengan conversi
REFERENSI
· http://sitompulke17.blogspot.com/2010/05/proposisi.html
· http://gangsarnovianto.blogspot.com/2011/05/evidensi.html
· http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=51
· http://id.wikipedia.org/wiki/Bentuk_bentuk_pemikiran_manusia
http://dezhi-myblogger.blogspot.com/2012/03/pengertian-istilah-istilah-proposisi.html
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-proposisi/



http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=52

Jumat, 23 Maret 2012

makalah tugas kelompok softskills


Nama Angota kelompok :     Achmad Rusdiansyah ( 15209331 )
                                                Ilham fikri habibie (12209470)
                                                Ira afiana  (13209266)
                                                Rika wika (10209952)
                                                Yunita Dianti (14209364)




KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai kami di dalam memahami ilmu-ilmu yang kami pelajari dan aplikasikan di dalam kehidupan. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Tri Budiarta yang kami hormati.
            Tugas ini adalah lanjutan dari tugas individu yang membahas mengenai “ Penalaran “. Sehingga di dalam tugas makalah ini kita membahas lebih detail apa saja yang bisa kita pelajari mengenai Penalaran itu sendir.
            Tugas makalah ini kami tujukan untuk kami sendiri sebagai pelajar yang belajar mamahami mengenai Penalaran, kemudian untuk dosen pengajar kami Tri budiarta, dan bentuk pengabdian kami terhadap kedua ora tua kami untuk selalu terus belajar
Semoga Tugas makalah ini kami kerjakan secara maksimal berdasarkan hasil pemahaman kami mengenai Penalaran. Dan dapat memberikan manfaat bagi kami memahami Penalaran, memberika manfaat bagi teman teman ataupun orang lain yang membaca, dan kepada bapak Tri Budiarta sebagai pengajar kami.

 
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

            Sebelum kita membahas dan memahami lebih jauh mengenai Penalaran, timbul pertanyaan yang mendasar yang muncul di dalam benak kita mengapa ( WHY ) kita mempelajari Penalaran?. Kita perlu memahami mengenai Penalaran karena penalaran merupakan hal yang kita sering gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu dengan yang lainya. Namun di dalam bahasan kali ini kita membahas penalaran yang penggunaanya di gunakan di dalam Bahasa Indonesia.

2. Tujuan Penulisan masalah

            Penulisan ini bertujuan dalam rangka peningkatan mutu bahasa Indonesia dalam menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasioanal dan dinamis berpandangan untuk menganalisa konsep penalaran yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memeng salah,
Selain itu tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah nilai pada mata kuliah bahasa Indonesia 2.
3. Rumusan masalah

1. Ada yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?
2. Apa berapa jenis penalaran deduktif ?
3. Bagaimana penulisan penalaran deduktif didalam sebuah kalimat dan penulisan ?
4. Apa yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
5. Ada berapa jenis penalaran induktif ?
6. Bagaimana penulisan penalaran induktif didalam sebuah kaliamat dan penulisan ?

4.Metode Pengumpulan Data
           
Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh data dengan menggunakan metode sebagai berikut :
Metode perpustakaan
Yaitu membuat makalah dengan mengumpulkan data-data dari hasil membaca buku yang tersedia diperpustakaan juga beberapa data dari pencarian melalui internet atau e-library


  
BAB II
Pembahasan

Definisi penalaran :
Pengertian penalaran
Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghung-hubungkan data atau pakta yang ada sehingga pada satu kesimpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar disinilah letak kerjanya penalaran orang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang belum jelas kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk menapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan . kaliamat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut reposisi. Dengan mengetahui definisi penalaran dapat diketahui bahwa penalaran terbagi menjadi 2 yaitu;

1. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif bertolak dari sebuah kontusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diproleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik simpulan itu disebut premis.

Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
Misalnya :
1.     Semua S adalah P (premis)
        Sebagian P adalah S (simpulan)
contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
         Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2.    Tidak satu pun S adalah P. (premis)
       Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
contoh : Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.(Premis)
       Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3.   Semua S adalah P.(premis)
      Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Semua rudal adalah senjata berbahaya.(premis)
       Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.(simpulan)
4.   Tidak satu pun S adalah P.(premis)
      Semua S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Tidak seekor pun harimau adalah simga.(premis)
      Semua harimau adalah bukan singa.(simpulan)
5.   Semua S adalah P.(premis)
            Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
            Tidak satu pun tak-P adalah S.(simpulan)
contoh: Semua gajah adalah berbelalai.(premis)
             Tidak satu pun gajah adalah takberbelalai.(simpulan)
                        Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah.(simpulan)

2. Penalaran induktif

Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan - pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan yang umum. Dengan kata lain kesimpulan, yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataaan (premis)
Ada berapa bentuk penalaran induktif ?

 1. Generalisasi


  Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.

    Jadi dari beberapa gejala dan data yang kita ragukan, dapat kita simpulkan kebenaranya setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti :
contoh : Jika dipanaskan, Besi memuai.
             Jika dipanaskan, Tembaga memuai.
             Jika dipanaskan, Emas memuai.
             Jadi jika dipanaskan, logam memuai.
  
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam simpulan generalisasi sebagai berikut :
1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan makin jelas simpulan yang diperoleh.
2. Data itu harus meawkili keseluruhan. 
3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.



Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi yang dimana seluruh fenomena atau kejadian yang bisa menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus Penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi yang dimana kesimpulannya dapat di ambil dari sebagian fenomena yang di selidiki dan di terapkan juga untuk semua fenomena yang belum di selidiki.
Contoh : Hampir Semua wanita dewasa di Jakarta menyukai coklat

2. Analogi

     Analogi adalah cara penarikan pernalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
contoh : Nina adalanh lulusan Universitas Gunadarma
             Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
             Ali adalah lulusan akademi A
             Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
     Tujuan Penalaran secara analogi sebagai berikut :
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Dandy adalah lulusan akademi militer
Dandy dapat membuat website dengan baik.


3. Hubungan kausal

  Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
    Ada tiga jenis hunbungan kausal ;
    Sebab-Akibat:  terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata, misalnya kalau kita melihat sebiji buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu tertimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari oleh anak- anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu penyebabnya.
Contohnya:
 Karena PLN mengalami gangguan, menyebabkan mati lampu di perumahan Cibubur.
Sebab                                                              akibat
 Akibat-Sebab:
Akibat sebab ini dapat dilihat pada peristiwa seseorang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaranj enis akibat-sebab ini peristiwa sebab merupakan kesimpulan.
Contoh:
Gigs mendapatkan kartu merah, karena melakukan pelanggaran
Andi mendapatkan surat tilang, karena mengebut di jalan
    Akibat- akibat:
Akibat- akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “ akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh:
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah dihalamannya becek. Ibu langsung menyipulkan bahwa kain jemuran di belalkang rumahnya pasti basah.


Istilah- istilah didalam penalaran

1.  Proposisi  yaitu kalimat pernyataan yang dipergunakan sebagai data
2. Evidensi yaitu semua fakta yang ada, yang dihubung- hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu
3. Konklusi yaitu deduksi atau kesimpulan akhir dalam suatu premis

dari konklusi dan premis yang ada dapat disimpulkan sebuah pelaran ialah sebuah gerakan pikiran dari sebuah proposisi 1 dan seterusnya, hingga mencapai proposisi terakhir atau sebuah kesimpulan.
 Hukum hokum penalaran.
perlu dipahami bahwa yang benar tidak sama dengan yang logis . yang benar ialah suatu proposisi. Sebuah proposisi di anggap benar jika kalau ada kesesuain antara objek dan predikat. Yang logis adalah penalaran nya. Sebuah penalran akan di sebut logis jika kalau mempunyai bentuk yang tepat dan sebab itu penalaran itu sahih.


Kesimpulan
Setelah kita mempeajari penalaran lebih lanjut, benar bahwa kita dapat memahami konsep dari penalaran yaitu yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah, dan mengetahui jenis- jenis penalaran.

Referensi
http://ssantoso.blogspot.com/2008/08/penalaran-induktif-dan-deduktif-materi.html
http://www.taqdire.web.id/2010/02/penalaran-induktif.html
Cermat berbahasa Indonesia untuk perguruan tinggi, Zinal,Arifin : 2007


http://www.vanz-garuda.co.cc/2010/03/penalaran-induktif.html