Nama Angota kelompok : Achmad Rusdiansyah ( 15209331 )
Ilham fikri habibie (12209470)
Ira afiana (13209266)
Rika wika (10209952)
Yunita Dianti (14209364)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai kami di dalam memahami ilmu-ilmu yang kami pelajari dan aplikasikan di dalam kehidupan. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Tri Budiarta yang kami hormati.
Tugas ini adalah lanjutan dari tugas individu yang membahas mengenai “ Penalaran “. Sehingga di dalam tugas makalah ini kita membahas lebih detail apa saja yang bisa kita pelajari mengenai Penalaran itu sendir.
Tugas makalah ini kami tujukan untuk kami sendiri sebagai pelajar yang belajar mamahami mengenai Penalaran, kemudian untuk dosen pengajar kami Tri budiarta, dan bentuk pengabdian kami terhadap kedua ora tua kami untuk selalu terus belajar
Semoga Tugas makalah ini kami kerjakan secara maksimal berdasarkan hasil pemahaman kami mengenai Penalaran. Dan dapat memberikan manfaat bagi kami memahami Penalaran, memberika manfaat bagi teman teman ataupun orang lain yang membaca, dan kepada bapak Tri Budiarta sebagai pengajar kami.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sebelum kita membahas dan memahami lebih jauh mengenai Penalaran, timbul pertanyaan yang mendasar yang muncul di dalam benak kita mengapa ( WHY ) kita mempelajari Penalaran?. Kita perlu memahami mengenai Penalaran karena penalaran merupakan hal yang kita sering gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu dengan yang lainya. Namun di dalam bahasan kali ini kita membahas penalaran yang penggunaanya di gunakan di dalam Bahasa Indonesia.
2. Tujuan Penulisan masalah
Penulisan ini bertujuan dalam rangka peningkatan mutu bahasa Indonesia dalam menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasioanal dan dinamis berpandangan untuk menganalisa konsep penalaran yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memeng salah,
Selain itu tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah nilai pada mata kuliah bahasa Indonesia 2.
3. Rumusan masalah
1. Ada yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?
2. Apa berapa jenis penalaran deduktif ?
3. Bagaimana penulisan penalaran deduktif didalam sebuah kalimat dan penulisan ?
4. Apa yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
5. Ada berapa jenis penalaran induktif ?
6. Bagaimana penulisan penalaran induktif didalam sebuah kaliamat dan penulisan ?
4.Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh data dengan menggunakan metode sebagai berikut :
Metode perpustakaan
Yaitu membuat makalah dengan mengumpulkan data-data dari hasil membaca buku yang tersedia diperpustakaan juga beberapa data dari pencarian melalui internet atau e-library
BAB II
Pembahasan
Definisi penalaran :
Pengertian penalaran
Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghung-hubungkan data atau pakta yang ada sehingga pada satu kesimpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar disinilah letak kerjanya penalaran orang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang belum jelas kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk menapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan . kaliamat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut reposisi. Dengan mengetahui definisi penalaran dapat diketahui bahwa penalaran terbagi menjadi 2 yaitu;
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah kontusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diproleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik simpulan itu disebut premis.
Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
Misalnya :
1. Semua S adalah P (premis)
Sebagian P adalah S (simpulan)
contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2. Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
contoh : Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.(Premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3. Semua S adalah P.(premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Semua rudal adalah senjata berbahaya.(premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.(simpulan)
4. Tidak satu pun S adalah P.(premis)
Semua S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Tidak seekor pun harimau adalah simga.(premis)
Semua harimau adalah bukan singa.(simpulan)
5. Semua S adalah P.(premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S.(simpulan)
contoh: Semua gajah adalah berbelalai.(premis)
Tidak satu pun gajah adalah takberbelalai.(simpulan)
Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah.(simpulan)
Misalnya :
1. Semua S adalah P (premis)
Sebagian P adalah S (simpulan)
contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2. Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
contoh : Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.(Premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3. Semua S adalah P.(premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Semua rudal adalah senjata berbahaya.(premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.(simpulan)
4. Tidak satu pun S adalah P.(premis)
Semua S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Tidak seekor pun harimau adalah simga.(premis)
Semua harimau adalah bukan singa.(simpulan)
5. Semua S adalah P.(premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S.(simpulan)
contoh: Semua gajah adalah berbelalai.(premis)
Tidak satu pun gajah adalah takberbelalai.(simpulan)
Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah.(simpulan)
2. Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan - pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan yang umum. Dengan kata lain kesimpulan, yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataaan (premis)
Ada berapa bentuk penalaran induktif ?
1. Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Jadi dari beberapa gejala dan data yang kita ragukan, dapat kita simpulkan kebenaranya setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti :
contoh : Jika dipanaskan, Besi memuai.
Jika dipanaskan, Tembaga memuai.
Jika dipanaskan, Emas memuai.
Jadi jika dipanaskan, logam memuai.
1. Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Jadi dari beberapa gejala dan data yang kita ragukan, dapat kita simpulkan kebenaranya setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti :
contoh : Jika dipanaskan, Besi memuai.
Jika dipanaskan, Tembaga memuai.
Jika dipanaskan, Emas memuai.
Jadi jika dipanaskan, logam memuai.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam simpulan generalisasi sebagai berikut :
1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan makin jelas simpulan yang diperoleh.
2. Data itu harus meawkili keseluruhan.
3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan makin jelas simpulan yang diperoleh.
2. Data itu harus meawkili keseluruhan.
3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi yang dimana seluruh fenomena atau kejadian yang bisa menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus Penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi yang dimana kesimpulannya dapat di ambil dari sebagian fenomena yang di selidiki dan di terapkan juga untuk semua fenomena yang belum di selidiki.
Contoh : Hampir Semua wanita dewasa di Jakarta menyukai coklat
2. Analogi
Analogi adalah cara penarikan pernalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
contoh : Nina adalanh lulusan Universitas Gunadarma
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan Penalaran secara analogi sebagai berikut :
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Dandy adalah lulusan akademi militer
Dandy dapat membuat website dengan baik.
3. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Ada tiga jenis hunbungan kausal ;
Sebab-Akibat: terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata, misalnya kalau kita melihat sebiji buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu tertimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari oleh anak- anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu penyebabnya.
Contohnya:
Karena PLN mengalami gangguan, menyebabkan mati lampu di perumahan Cibubur.
Sebab akibat
Akibat-Sebab:
Akibat sebab ini dapat dilihat pada peristiwa seseorang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaranj enis akibat-sebab ini peristiwa sebab merupakan kesimpulan.
Contoh:
Gigs mendapatkan kartu merah, karena melakukan pelanggaran
Andi mendapatkan surat tilang, karena mengebut di jalan
Akibat- akibat:
Akibat- akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “ akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh:
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah dihalamannya becek. Ibu langsung menyipulkan bahwa kain jemuran di belalkang rumahnya pasti basah.
Istilah- istilah didalam penalaran
1. Proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dipergunakan sebagai data
2. Evidensi yaitu semua fakta yang ada, yang dihubung- hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu
3. Konklusi yaitu deduksi atau kesimpulan akhir dalam suatu premis
dari konklusi dan premis yang ada dapat disimpulkan sebuah pelaran ialah sebuah gerakan pikiran dari sebuah proposisi 1 dan seterusnya, hingga mencapai proposisi terakhir atau sebuah kesimpulan.
Hukum hokum penalaran.
perlu dipahami bahwa yang benar tidak sama dengan yang logis . yang benar ialah suatu proposisi. Sebuah proposisi di anggap benar jika kalau ada kesesuain antara objek dan predikat. Yang logis adalah penalaran nya. Sebuah penalran akan di sebut logis jika kalau mempunyai bentuk yang tepat dan sebab itu penalaran itu sahih.
Kesimpulan
Setelah kita mempeajari penalaran lebih lanjut, benar bahwa kita dapat memahami konsep dari penalaran yaitu yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah, dan mengetahui jenis- jenis penalaran.
Referensi
http://ssantoso.blogspot.com/2008/08/penalaran-induktif-dan-deduktif-materi.html
http://www.taqdire.web.id/2010/02/penalaran-induktif.html
Cermat berbahasa Indonesia untuk perguruan tinggi, Zinal,Arifin : 2007
http://www.vanz-garuda.co.cc/2010/03/penalaran-induktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar